Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kumpulan Puisi Terbaru : Sekeping Harapan

http://artikel-pendidikan-sosial-ilmiah.blogspot.co.id/
Kumpulan Puisi Pendek-Puisi adalah perwujudan ide, gagasan maupun perspektif penulisnya dalam melihat kejadian eksternal maupun kejadian internal. Dalam artian, sering sekali seseorang menulis puisi karena tersentuh dan tergerak oleh rangsangan dari luar, semisal terorisme bom sarinah kemarin. Tapi, juga banyak penulis puisi yang menulis puisi berdasarkan pengalaman pribadi baik berupa puisi yang bertemakan sosial, lingkungan, remaja, cinta maupun ketuhanan. Alangkah baiknya, guna memperjelas penjelasan tersebut pembaca dapat melihat kumpulan puisi bunga kertas, kumpulan puisi gelas kaca, kumpulan puisi rintik kehidupan dan kumpulan puisi kontemporer. Puisi-puisi tersebut merupakan puisi yang memiliki variasi majas dan bertema menarik. Oleh karena itu, untuk memperkaya koleksi puisi yang ada, kali ini kami akan menerbitkan sebuah artikel kumpulan puisi berjudul Sekeping Harapan.


SEGALA RUPA MENYAPA

Segala rupa menyapa
Merambat perlahan merayu pasti
Beratus kata berpadu suara
Merata sepadan membawa maksud
Pikir menerawang membias hampa
Tertuju pada satu waktu
Beradu seru berlari membentang badai
Merenda dilema dalam rasa

Segala rupa menyapa
Merindu satu belenggu
Terselubung lekuk berderma rayu
Biarlah kenang merebah kepaduan
Hanya ingin serupa menerangi langkah
Kepada harap bermedan rasa
Cukup hanya serupa menyapa


SEKEPING HARAPAN

Berganti masa kini, berubah seluruh sudah
Mananti tetap dijalani, bait-bait harap bersemayam
Mendera relung jiwa, mengapit daya upaya
Bersama rintih raga, melayang hingga nirwana

Sesak  berdiri sendiri, merayap menggerayangi sepi
Harap seakan tak terbalas, menunggu hingga tak mau
Tegar perlahan meranggas, lelah mulai berkecambah
Ketika tak mampu menggapai, mengail pun tak sudi sudah

Tetap kokoh berdiri, berkalang harap ingin berlabuh
Bantulah aku wahai pemilik sejati, tak berdaya ku disini
Terperanjat halang asa, meneriak ingin runtuh berguguran
Semakin melayang angan jiwa, beradu padu khayalan semu




SEPASANG BIDADARIKU

Rinduku dalam buai timangmu
Rinduku dengar kidung indahmu
Rinduku rasa sentuhan hangat kasihmu
Rinduku terjaga dalam belai lembutmu
Bidadariku

Bahagiaku kini bersamamu
Teduhku kini bersamamu
Damaiku kini bersamamu
Setiaku kini bersamamu
Bidadariku

Terlahir dari rahim bidadari suci
Terhempas dalam pelukan bidadari suci

Engkau dan dia
Sepasang bidadariku
Lengkapi setiap langkahku
Dulu, kini, dan nanti
Kesempurnaan sejati
Anugerah Tuhan Yang Maha Pengasih
Sepasang bidadariku
Ku muliakan mu, kau muliakan ku
Ajak ku terbang bersama sepasang bidadariku


SUJUDNYA


Terbangun ia dari peraduannya
Derai air kesucian membasuh wajah dan tubuhnya
Untuk kantuk yang menggantung segara ia lelehkan
Demi kecintaannya kepara Rabbnya

Sebening embun cahaya menyilaukan keningnya
Bersujud di keheningan malam
Kala sang surya pulas dengan tidurnya
Kokok ayam tak mampu menerawang
Hingga sang fajar menyingsingkan sinarnya
Dan matahari dengan gagahnya bertengger di angkasa
Ia tetap setia pada sujudnya

Kerinduan kepada Junjungannya
Menggetarkan seluruh sukma
Diam tak bergeming
Hanya getaran hati yang dirasa

Kantuk dan lelah tak mampu merajai batin dan jiwanya
Butiran-butiran tasbih mengagungkan nama-Nya
Kata pertama yang diucap sebelum suara lain mendahului
Pijakkan langkah pertamanya dalam rumah suci
Wujud kecintaan kepada Sang Pemilik Semesta


TAK ADA


Tak ada kawan, tak ada lawan
Tak ada air, tak ada api
Tak ada dingin, tak ada panas
Tak ada gelap, taka ada cahaya
Tak ada sepi, tak ada ramai
Tak ada sedih, tak ada bahagia
Tak ada, tetap tak ada

Apa pun
Bagaimana pun
Dimana pun
Kapan pun
Siapa pun
Tak ada, tetap tak ada

Umpama ada
Umpama jadi
Umpama bisa
Umpama sudah
Tak ada, tetap tak ada
Sampai kapan pun
Tetap tak ada




TERKULAI KINI

Lepas sudah genggam bayang
Jauh relung mengandung tanya
Rajut sesal merengkuh harap
Batas langkah tak tertepi
Merindu alunan kata surgawi
Gema hati bertalun syahdu
Derap sukma kepalang melaju
Sayat cacat terpa sang raga
Duhai Kasih tetap mencinta
Urung meragu kesah sang kalbu
Tegak seraya sangga segala
Enggan meregang tinggalah kenang
Rejah diri berujung pilu
Seraya nestapa usap sang jiwa
Gapai diri kulah mengembang
Tinggalkan dera rajuk membisu


TIDURLAH, JANGAN TAKUT

Tidurlah dalam buaian malam
Bermimpilah
Tak ada yang tahu itu
Rebahkanlah tubuhmu di atas lincak bersulam

Jangan takut
Badai malam ini tak akan mengusik tidurmu
Rasakan hangatnya selimut tebal berlapis
Letakkanlah kepalamu di atas bantal berbungkus kertas
Sandarkanlah lelahmu dalam alunan sunyi
Usah kau usir kantuk yang menghampiri
Tidurlah bersama gelap kelam malam

Jangan takut
Gulita akan melindungimu dari nyala menyilaukan
Bersemayam kedamaian yang kan kau rasa
Belaian lembut siap menimang hingga kau terlelap
Tidurlah, jangan takut



1 comment for "Kumpulan Puisi Terbaru : Sekeping Harapan"