Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kumpulan Puisi 'Kontemporer'

Berikut ini adalah kumpulan puisi dari Artikel Kami yang merupakan kumpulan arsip pribadi dari penulis. Selamat menikmati.


Kamuflase
Lain hari lain lagi yang mati
Lain mati lain lagi yang sedih
Lain sedih hanya untuk hari ini

Senangnya
Bertamsya 5cm di atas pikiran
Berbahagia bertemu teman lama
Ia Tuhan yang sedang menulis naskah nasib manusia
Tidak berkenan diganggu dahulu
Jika nanti aku rindu
Tinggal kusms saja Tuhan

Aku rindu ciptaanmu yang satu ini
Jangan jodohkan aku dengan dia
Jauhkanlah aku dengan dia
Aamiin




Pribadi
Dapatkah kau ceraikan daging dari kulit dan tulang
Tidak masalah itu bukan pertanyaan pribadi
Tertidak buat aku saja mengerti
Sementara aku tidak rindu selamanya

Melalui bayang sendiri
Aku titip benci monyet pada kacung penjajah suara hari ini
Rasa sesaat ini seperti kesemutan pada bilik kiri
Sayangku terulur 17 km jauhnya
Dan mungkin akan berakhir pada kata “pribadi”







Ratu Sandiwara
Apa dipikiranmu bumi itu benar bulat?
Mungkin tidak juga
Sebab ada sekecil senang kelebaran koran pagi ini
Mulai dari belakang
Berakhir juga pada lebih belakang

Sekalinya jadi jabatan setinggi pasak
Tak ubahnya tingkah lakumu
Semacam manusia sekali pakai
Kinerja berdemam darah pada acara sebelum pelantikan
Hidupmu tak lebih seperti sebuah kata peduli
Nu terucap jelang eksekusi mati




Vini Vidi
Seorang laki-laki tambun yang terlalu perasa datang
Lalu tersesat dan kesepian

Seorang pria berseragam tentara datang
Kemudian berpenyakit dan meninggal

Seorang tua tanpa busana datang
Ia merapal lafal lalu terkenal

Seorang mantan narapidana datang
Ia berlajar tauhid lalu jadi kyai

Seorang mantan biduan datang
Ia pergi tanpa siapapun kenal

Seorang calon gubernur datang
Ia berorasi di kuburan mantan gubernur

Seorang hakim agung datang
Ia mengigau lalu memvonis diri sendiri


Seorang seperti dirimu datang
Aku jua datang lalu kulihat

Semua tak lagi sama

Kontemplasi

Sekali lagi bahagia menulikan mata setiap orang
tapi tak akan berpanjang masa
hanya yang mendengar apa adanya saja yang bertahan
Aku disini...
biar matahari berjejal dua belas
Serta ayam bersinar-sinar pada saat bulan berkokok
Lama kau tuntun aku dalam pikiranmu
berpadu pada lengkingan tuju
coba lihat aku pada malam yang benderang nanti
yang tak menapak meninggi
lalu nadikan lagi apa yang telah mati
 





Pengasihan
Langit yang berwajah keruh
Sejenak kilaskan bintang
Nafas sesak bercahaya indah
Guratan binarnya damaikan mata
Tapi dirimu terengah

Angin tertidur seraya menusuk mimpi malam ini
Sendiri aku basahi harapan
Di atas kertas suci ini aku mencicil janji
Akankah diriku terengah?

Hatiku tak akan layu
Hatiku tak akan membiru
Hatiku tak akan beku

Cinta salju putih datang lagi
Hingga rindunya akan malam ini menggelap



Mati Rasa
Tertelan lidahku menatap cermin
Menunduk mata akan siapa
Cercaan rindu lalu jatuh  menitih dera
Untuknya dan untuk dirinya’

Dimana engkau?
Di hatiku…
Dimana engkau?
Di perihku…

Saat sekat dekat memberat
Aku terbuai dalam jeritanku
Bintang pun enggan bersinar
Sewaktu waktu tengah tak benar







Mengapa
Hujan memayungi hari ini
Langit tandus ruah penuh makna
Kukagumi mengapa tak pernah ada yang mempesona

Tertidak kala ku kalah
Dunia tertawa sambil memelas balas
Dan bukan atau tanpamu
Aku tetep hidup



Post a Comment for "Kumpulan Puisi 'Kontemporer'"