Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kumpulan Puisi Terbaru : Memunggungi Matahari

Contoh Puisi Terbaru

Berikut adalah kumpulan puisi terbaru dari Artikel Kami yang berjudul Memunggungi Matahari.
http://artikel-pendidikan-sosial-ilmiah.blogspot.co.id/



PENGUMUMAN DARURAT
Sirine merah meraung-raung tak karuan
Inilah tanda bahaya paling berbahaya
Mesti wujud pengumuman darurat
Namun tiada orang yang berpanik ria
Tampak aku saja yang berkeringat dingin
Pengumuman darurat ini tidak terdengarkan kepada orang banyak
Hingga hal ini tiba berbunyi
Bahwa negeri ini telah kehilangan jati diri
Budaya asli tergerus pasti
Adat murni mencair lirih
Sampai pengumuman darurat berakhir
Aku menangis sesunggukan


  

MEMUNGGUNGI MATAHARI
Terbang bersama angin itu tidak pernah ada
Karena angin tak berkawan dengan siapa
Nanti saja kalau angin musim barat tiba
Kita kejar bersama hingga ujung sana
Tak peduli kita memunggungi matahari sekali lagi
Matahari tak pernah acuh
Apalagi dengan kita
Orang-orang yang bermimpi tinggi



Baca Juga : Kumpulan Puisi Kontemporer
                   Kumpulan Puisi Terbelakang


GUNUNG PENCAKAR LANGIT
Untuk orang yang percaya pada Tuhan
Mereka enggan menganggap uang sebagai dewa
Janj-janji yang dibuat haruslah dilunasi
Tuhan menyayangi mereka
Derajat mereka kan terangkat
Hingga seperti gunung pencakar langit




PERSEPSI
Kaki menjejak dalam-dalam
Tanah liat yang ia injak akan membekas lama
Mungkin hingga generasi lanjutan
Tak pernah ada yang berubah
Selama ia masih memegang erat pandangannya
Semasa ia masih tabu akan dusta penguasa
            Dalam arti yang kau tinggalkan
            Tanpa ada seorang pun paham makna
            Tetap kau pegang erat pandanganmu
            Hingga dirimu ditawan saat ajal tiba



OPERA JAWA
Aneh saja ada kejadian tak disangka
Di tanah jawa
Tempat para manusia maju selangkah
                        Kudapati kota pendidikan
                        Kudapati kota pelajar
Haruskah menaruh hormat pada yang tak kasat mata?
                        Pemandian pusaka
                        Ritual wujud serakah
                        Bukankah itu seperti menembak kepala sendiri?
Tidak ada kemajuan hanya dengan melihat ke belakang




SELAMAT TINGGAL
Sadarlah
Karena tidak ada yang kembali setelah mengucap selamat tinggal
Manusia bertanggung jawab kepada rasa kasihan mereka kepada orang lain
Beribu alasan tak berdasar
Dipaksa dibuat sebagai dogma
Setiap orang percaya
Setiap orang harus meyakini
Orang yang terakhir berdiri di atas air pelimbahan tercemar nun di sana
Adalah mereka yang sejati


Cinta Segitiga
Menghela nafas panjang dari Gilimanuk hingga Panarukan
Semua orang ingin tahu siapa bakal tenggelam pada daratan tandus itu
Jika hakim agung punya jawaban
Maka tak akan pernah dibagi

Negara ini tak pernah tahu kemana arah air mata itu jatuh
Jika saja kupunya jawaban
kubagi sedikitpun enggan
Hanya ada perayaaan basah kuyup
Pada jalan-jalan yang telah dijanjikan

Kadang hanya ingin menyelamatkanmu harus bersusah
Kadung kacung konstitusi yang menggenggam amarah
Sebab orang di sana telah menodai hingga sampai catur kali

Ketika kudengar suaramu berbisik pada plastik minyak tanah
Aku tahu getirmu
Seperti remaja bercinta segitiga
Itu aku dirimu dan juga negara


Sebagian
Sebagian saja
Aku makan hatimu
Selagi sempat saja
Aku beri sebagian
Sebagai makan saja
Aku sempat beri sebagian
Sebagai hati saja
Aku sempat beri makan

Sebagian hati saja aku berimu



Kebenaran Hari Ini
Tengoklah ke kanan
Bukan karena matahari terbit
Tapi karena kebenaran ada di sana
Coba sapalah
Acuh tak acuh selanjutnya jadi nasib
Keniscayaan yang tak sampai genap

Menunduklah ke bawah
Bukan sebab malu
Namun di sana kemenangan bertahta tiada dua
Coba sapalah
Acuh tak acuh selanjutnya jadi nasib
Keniscayaan yang ayal jadi genap



Rahasia
Ada setiap kedipan lilin yang memadam
Terdapat rahasia
Mengapa bulan tak menyalak di tengah hari
Ada pada setiap air yang tersimpan dalam kedua bola penglihat manusia
Terdapat rahasia
Mengapa suka tak membenci si duka
Ada pada tangan kerontah yang tengah menengadah
Terdapat rahasia
Mengapa kita semua ada




Post a Comment for "Kumpulan Puisi Terbaru : Memunggungi Matahari"