Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apresiasi Puisi 'Diponegoro' Karya Chairil Anwar

Sebelumnya, Artikel Kami sudah mengapresiasi salah satu puisi dari penyair terkenal berjudul Penerimaan Karya Chairil Anwar. Chairil Anwar merupakan seorang penyair terkenal pada periode 45-an. Beliau menciptakan banyak karya yang monumental dan dikenal hingga generasi sekarang. Salah satu karya puisi Chairil Anwar yang akan diapresiasi pada kesempatan kali ini berjudul Diponegoro.
http://artikel-pendidikan-sosial-ilmiah.blogspot.co.id/

Tema yang diangkat dalam puisi ini adalah tema patriotisme. Tema ini dibuktikan dengan sikap patriotik seorang Pangeran Diponegoro untuk membela tanah air Indonesia. Dengan keberanian dan semangat juang yang tinggi, ia pun melawan para penjajah yang berjumlah ratusan orang tanpa rasa takut dan rasa lelah demi membela Indonesia. Chairil Anwar pun menggambarkan tema ini dalam baris berikut ini:

Perasaan yang terdapat dalam puisi Diponegoro ini adalah perasaan kekaguman serta kebanggaan seorang Chairil Anwar kepada sosok Pangeran Diponegoro yang mempunyai keberanian tinggi serta rasa tak gentar melawan para penjajah dengan diiringi semangat perjuangan yang dimilikinya. Adapun suasana yang terdapat dalam puisi ini digambarkan oleh penulis dengan suasana perjuangan demi membela tanah air tercinta. Berikut ini penggambaran karakter Pangeran Diponegoro yang dikagumi oleh Chairil Anwar.

Dan tak lupa Chairil Anwar menyatakan kekagumannya dengan baris Dan bara kagum menjadi api”.

Amanat yang terkandung dalam puisi Diponegoro tersebut adalah semangat membela tanah air Indonesia dengan diiringi keberanian untuk memerangi para penjajah yang kini harus dipertahankan oleh para penerus bangsa. Keberanian dalam memerangi para penjajah tersebut dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Chairil Anwar pun menjadikan seorang Pangeran Diponegoro sebagai sosok pemimpin bangsa yang dapat membela tanah airnya. Tujuan dari Chairil Anwar ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca serta memberikan suatu contoh atau teladan bagi pembaca lewat perjuangan seorang pangeran Diponegoro yang ia hasilkan dalam bentuk sebuah puisi.
Baca Juga :  ( Kumpulan Puisi Terbelakang
                      ( Kumpulan Puisi Memunggungi Matahari )
                      ( Kumpulan Puisi Kontemporer )

Diksi atau pilihan kata merupakan suatu bentuk ekspresi yang digunakan oleh penyair dalam menguraikan perasaan atau pengalaman yang dialami si penyair tersebut. Diksi yang digunakan dalam puisi Diponegoro ini dominan menggunakan pilihan kata yang bersifat konotatif. Makna konotatif yang digunakannya pun cenderung tidak memiliki pengartian yang terlalu sulit, sehingga pembaca pun tidak merasa kesulitan untuk mengerti maksud dari si penyair mengenai puisi yang ditulisnya. 

Berikut ini contoh pilihan kata konotatif yang terdapat dalam puisi Diponegoro karya Chairil Anwar (maknanya: pada masa penjajahan yang terjadi pada tahun 1943, muncul sosok pemimpin seperti Pangeran Diponegoro yang berani membela tanah airnya. Disini digambarkan bahwa munculnya sosok seperti Pangeran Diponegoro ini adalah satu dari sekian manusia yang dengan berani melawan serta memberontak penjajahan di Indonesia)

Gaya bahasa atau majas yang digunakan Chairil Anwar dalam puisi “Diponegoro” terdiri dari beberapa majas, seperti majas hiperbola, majas alegori, dan majas metonimia. Berikut ini merupakan penggalan puisi yang mengandung majas hiperbola, majas alegori, dan majas metonimia.
Dan bara kagum menjadi api à majas alegori
Lawan banyaknya seratus kali.  àmajas hiperbola

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali  àalegori

Berselempang semangat yang tak bisa mati à metonimia

Imajinasi yang digunakan oleh penulis adalah imajinasi visual dan auditori. Dimana dari kata-kata penulis serta penambahan media sangat membantu para pembaca berimajinasi ketika membaca puisi “Diponegoro” ini. Kata konkret adalah kata-kata yang ditangkap dengan indra. Di dalam puisi Diponegoro ini, kata-kata konkret tersebut terwujud dalam baris “Pedang di kanan, keris di kiri” dan “Ini barisan tak bergenderang-berpalu”. Rima yang digunakan dalam puisi ini adalah rima akhir, dimana perulangan kata terletak pada akhir baris.

Demikian penjelasan mengenai apresiasi puisi Diponegoro karya Chairil Anwar. Semoga memberi manfaat dan dunia sastra Indonesia dapat semakin maju. Terima kasih.

2 comments for "Apresiasi Puisi 'Diponegoro' Karya Chairil Anwar"